Sinkronisasi generator adalah memparalelkan kerja dua atau lebih genset untuk mendapatkan daya sebesar jumlah genset tersebut dengan syarat syarat yang telah ditentukan. Untuk melakukan operasi paralel generator maka dilakukan tahap sinkronisasi terlebih dahulu. Beberapa parameter yang harus sama untuk syarat sinkronisasi adalah:
1. Mempunyai tegangan kerja yang sama
2. Mempunyai urutan phase yang sama
3. Mempunyai frekuensi kerja yang sama
4. Mempunyai sudut phase yang sama
Dengan berkembangnya teknologi maka proses sinkronisasi dapat dilakukan secara otomatis pada synchronizing panel.
- Mempunyai tegangan kerja yang sama
- Mempunyai urutan phase yang sama
- Mempunyai frekuensi kerja yang sama
- Mempunyai sudut phase yang sama
Dengan adanya tegangan kerja yang sama diharapkan pada saat diparalel dengan beban kosong power faktornya 1. Dengan power faktor 1 berarti tegangan antara 2 generator persis sama. Jika 2 sumber tegangan itu berasal dari dua sumber yang sifatnya statis misal dari baterai atau transformator maka tidak akan ada arus antara kedunya. Namun karena dua sumber merupakan sumber tegangan yang dinamis (diesel generator) Maka power faktornya akan terjadi deviasi naik dan turun secara periodik bergantian dan berlawanan. Pada saat dibebani bersama-sama maka power faktornya akan relative sama sesuai dengan power faktor beban.
Sebaiknya dan idealnya masing-masing generator menunjukkan power faktor yang sama. Namun jika terjadi power faktor yang berbeda dengan selisih tidak terlalu banyak tidak terjadi akibat apa apa. Akibatnya salah satu genset yang mempunyai nilai power faktor rendah akan mempunyai nilai arus yang sedikit lebih tinggi. Yang penting diperhatikan adalah tidak melebihi arus nominal dan daya nominal dari genset. Pada generator yang akan diparalel biasanya di dalam alternatornya ditambahkan peralatan yang dinamakan droop kit. Droop kit ini berupa current transformer yang dipasang. Disebagian lilitan dan outputnya disambungkan ke AVR. Droop kit ini berfungsi untuk mengatur power faktor berdasarkan besarnya arus beban. Sehingga pembagian beban KVAR diharapkan sama pada KW yang sama.
Pada panel panel kontrol modern sudah diperlengkapi dengan modul yang mana sudah terdapat pengaturan Var generator dengan output yang disambungkan ke AVR generator . sehingga secara otomatis masing masing genset berapapun beban kw power faktor akan menjadi sama dan seimbang. Hal ini diperuntukkan pada sistem yang mana sistem tersebut parallel sesaat atau transfer beban baik antara genset maupun dengan PLN. Pada saat ini banyak pembangkit listrik rental yang terdapat pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel seluruh Indonesia, dimana pihak swasta membuat penyewaan gensetnya untuk menambah kapasitas daya terpasang PLN. Pada kondisi ini sedikit berbeda dengan yang diuraikan diatas yaitu masalah pembagian dan pengaturan power faktor. Pada sewa genset sudah ditentukan berapa besaran daya beban yang akan disuplai dan berapa daya energi yang akan dikirim. Pada saat mulai memparalelkan tegangan tidak harus sama, karena pengaturan kenaikan beban secara bertahap maka pengaturan penambaha excitasi juga bertahap sampai didapatkan power faktor yang dikehendaki. Kita bisa mengatur sendiri power faktor yang akan dioperasikan.
Yang dimaksud urutan phase adalah arah putaran dari ketiga phase. Arah urutan ini dalam dunia industri dikenal dengan nama CW (clock wise) yang artinya searah jarum jam dan CCW (counter clock wise ) yang artinya berlawanan dengan jarum jam. Hal ini dapat diukur dengan alat phase sequence type jarum. Dimana jika pada saat mengukur jarum bergerak berputar kekanan dinamakan CW dan jika berputar kekiri dinamakan CCW. Disamping itu dikenal juga urutan phase ABC dan CBA. ABC identik dengan CW sedangkan CBA identik dengan CCW. Perlu diketahui bahwa dalam banyak generator mencantumkan symbol R,S,T,N ataupun L1,L2,L3 ,N namun tidak selalu berarti bahwa urutan CW / ABC itu berarti RST atau L1L2L3 jika diukur urutan STR, TRS ,L2L3L1 itu juga termasuk CW/ABC .
Didalam dunia industri dikenal 2 buah sistem frekuensi yaitu 50 hz dan 60 hz . Dalam operasionalnya sebuah genset bisa saja mempunyai frekuensi yang fluktuatif (berubah ubah) karena faktor faktor tertentu. Pada jaringan distribusi dipasang alat pembatas frekuensi yang membatasi frekuensi pada minimal 48,5 hz dan maksimal 51,5 Hz. Namun pada genset-genset pabrik over frekuensi dibatasi sampai 55 hz sebagai overspeed. Pada saat hendak parallel, dua buah genset tentu tidak mempunyai frekuensi yang sama persis. Jika mempunyai frekuensi yang sama persis maka genset tidak akan bisa parallel karena sudut phasanya belum match, salah satu harus dikurang sedikit atau dilebihi sedikit untuk mendapatkan sudut phase yang tepat. Setelah dapat disinkron dan berhasil sinkron baru kedua genset mempunyai frekuensi yang sama sama persis.
Mempunyai sudut phase yang sama bisa diartikan , kedua phase dari 2 genset mempunyai sudut phase yang berhimpit sama atau 0 derajat. Dalam kenyataannya tidak memungkinkan mempunyai sudut yang berhimpit karena genset yang berputar meskipun dilihat dari parameternya mempunyai frekuensi yang sama namun jika dilihat menggunakan synchronoscope pasti bergerak labil kekiri dan kekanan, dengan kecepatan sudut radian yang ada sangat sulit untuk mendapatkan sudut berhimpit dalam jangka waktu 0,5 detik. Breaker membutuhkan waktu tidak kurang dari 0,3 detik untuk close pada saat ada perintah close.
Dalam proses sinkron masih diperkenankan perbedaan sudut maksimal 10 derajat. Dengan perbedaan sudut maksimal 10 derajat selisih tegangan yang terjadi berkisar 49 Volt.
No comments:
Post a Comment